Tanjungsari adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Jatinangor di barat daya.
Dan di antar wilayah ini terdapat satu gunung kecil atau rendah,yaitu gunung Geulis 1200 Meter dpl. Namun Gunung ini tidak kalah menarik dari gunung-gunung tinggi yang lain,pesona gunung geulis cukup menakjubkan,dan mampu memanjakan mata anda lewat suasana alam nya.
Saturday, January 9, 2016
Jatinangor
Jatinangor adalah sebuah komplek perkebunan yang terletak di kaki Gunung manglayang Bandung,yang pada saat ini sudah dijadikan wilayah pendidikan beberapa perguruan tinggi.
Perusahaan perkebunan di Jatinangor didirikan oleh Willem Abraham Baud pada tahun 1844. Perusahaan yang bernama Maatschappij tot Exploitatie der Baud-Landen ini menguasai tanah seluas 962 hektare yang membentang dari tanah IPDN, tanah ITB, dan tanah UNPAD hingga Gunung Manglayang. Pada awal mulanya perkebunan ini hanya meliputi usaha perkebunan teh, tetapi kemudian juga ditambah dengan usaha perkebunan karet.
Willem Abraham Baud (1816 – 1879) adalah salah satu anak Jean Chrétien Baud (1789 – 1759) yang pernah menjabat Gubernur Jenderal Hindia Belanda Timur (1833 – 1836), Menteri Kolonial (1840 – 1848), dan Menteri Kelautan (1840 – 1842). Pada tahun 1842, W. A. Baud pergi ke Jawa sesuai keinginan ayahnya agar dia meniti karier sebagai pegawai pemerintah di tanah jajahan. Tetapi kemudian dia menyadari bahwa mengelola usaha perkebunan akan membuat dirinya lebih cepat kaya daripada menjadi pegawai pemerintah. W. A. Baud kemudian berhasil mendapatkan kontrak untuk perkebunan teh di daerah Jatinangor di Priangan. Kontrak ini disetujui oleh pemerintah gubernemen di Batavia dalam dekrit nomor 2 pada tanggal 26 Agustus 1844 yang antara lain juga meliputi pinjaman bebas bunga dari pemerintah sebesar 42.409 Gulden.
Bagi para pemanjat dinding mungkin sudah tidak asing lagi,karena di jatinangor ini ada sebuah jemnbatan rel kereta api yang sudah tidak aktif dan di manfaatkan para pemanjat,untuk berlatih di antara pondasi-pondasi jembatan nya.berikut adalah gambar lokasinya :
Perusahaan perkebunan di Jatinangor didirikan oleh Willem Abraham Baud pada tahun 1844. Perusahaan yang bernama Maatschappij tot Exploitatie der Baud-Landen ini menguasai tanah seluas 962 hektare yang membentang dari tanah IPDN, tanah ITB, dan tanah UNPAD hingga Gunung Manglayang. Pada awal mulanya perkebunan ini hanya meliputi usaha perkebunan teh, tetapi kemudian juga ditambah dengan usaha perkebunan karet.
Willem Abraham Baud (1816 – 1879) adalah salah satu anak Jean Chrétien Baud (1789 – 1759) yang pernah menjabat Gubernur Jenderal Hindia Belanda Timur (1833 – 1836), Menteri Kolonial (1840 – 1848), dan Menteri Kelautan (1840 – 1842). Pada tahun 1842, W. A. Baud pergi ke Jawa sesuai keinginan ayahnya agar dia meniti karier sebagai pegawai pemerintah di tanah jajahan. Tetapi kemudian dia menyadari bahwa mengelola usaha perkebunan akan membuat dirinya lebih cepat kaya daripada menjadi pegawai pemerintah. W. A. Baud kemudian berhasil mendapatkan kontrak untuk perkebunan teh di daerah Jatinangor di Priangan. Kontrak ini disetujui oleh pemerintah gubernemen di Batavia dalam dekrit nomor 2 pada tanggal 26 Agustus 1844 yang antara lain juga meliputi pinjaman bebas bunga dari pemerintah sebesar 42.409 Gulden.
Bagi para pemanjat dinding mungkin sudah tidak asing lagi,karena di jatinangor ini ada sebuah jemnbatan rel kereta api yang sudah tidak aktif dan di manfaatkan para pemanjat,untuk berlatih di antara pondasi-pondasi jembatan nya.berikut adalah gambar lokasinya :
Subscribe to:
Posts (Atom)