Sejarah
1488 – Bandung didirikan sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran.
1799 – VOC mengalami kebangkrutan sehingga wilayah kekuasaannya di
Nusantara diambilalih oleh pemerintah Belanda. Saat itu Bandung dipimpin
oleh Bupati R.A. Wiranatakusumah II.
1808 – Belanda mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal di Nusantara setelah ditinggalkan VOC.
1809 – Bupati memerintahkan pemindahan ibu kota dari Karapyak ke daerah Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari).
1810 – Daendels menancapkan tongkat di pinggir sungai Cikapundung
yang berseberangan dengan alun-alun sekarang. “Zorg, dat als ik terug
kom hier een stad is gebouwd!” (Usahakan, bila aku datang kembali ke
sini, sebuah kota telah dibangun!”). Sekarang tempat itu menjadi titik
pusat atau KM 0 kota Bandung.
25 Mei 1810 – Daendels meminta bupati Bandung dan Parakanmuncang memindahkan ibukota ke wilayah tersebut.
25 September 1810 – Daendels mengeluarkan surat keputusan pindahnya
ibu kota Bandung dan sekaligus pengangkatan Raden Suria sebagai Patih
Parakanmuncang. Sejak peristiwa tersebut 25 September dijadikan sebagai
hari jadi kota Bandung dan R.A. Wiranatakusumah sebagai the founding
father. Sekarang nama tersebut diabadikan menggantikan jalan Cipaganti,
di mana wilayah ini menjadi rumah tinggal bupati sewaktu ibu kota
berpindah ke alun-alun sekarang.
24 Maret 1946 – Pembumihangusan
Bandung oleh para pejuang kemerdekaan yang dikenal dengan sebutan
‘Bandung Lautan Api’ dan diabadikan dalam lagu “Halo-Halo Bandung”.
1955 – Konferensi Asia-Afrika diadakan pada tanggal 18 April 1955 di
Gedung Merdeka yang dahulu bernama “Concordia” yang berlokasi di Jl.
Asia Afrika, berseberangan dengan hotel Savoy Homann.
2005 – KTT Asia-Afrika 2005
Pada tahun 2006 Bandung mendapatkan predikat kota terkotor dari
pemerintah, hal ini bertalian erat dengan status darurat sampah yang
sempat terjadi di Bandung pada tahun tersebut.
No comments:
Post a Comment